WELCOME TO INDONESIAN MOSLEM STUDENT REGIONAL OF BANTEN
 

Renungan;

SAHABAT, KITA TELAH DIPERSATUKAN.....!!!!!
 

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam yang mengatur semua urusan makhluk-Nya. Dialah yang memberikan kerajaan kepada orang-orang yang dikehendaki dan mencabut kerajaan dari orang-orang yang dikehendaki. Dialah Allah yang hanya kepadanya kita berserah diri dan kepadanya kita kembali. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan pada junjungan kita, Rosul Allah SAW dan juga kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman.

Saudaraku, sudah lama rasanya kita tidak bertemu, tapi kerinduan ini tidak selamanya harus dibayar dengan pertemuan, karena pertemuan juga terkadang tidak dapat menghapus kerinduan ini. Kerinduan yang syarat dengan harapan bahwa Allah masih menyatukan hati kita, langkah kita dengan denyut nadi kita dengan nada yang sama yaitu Al-Islam. Kerinduan yang sarat dengan harapan bahwa kita masih saling memiliki dan saling membutuhkan. Kerinduan yang mungkin hanya terbayar dengan pertemuan dalam doa yang tulus dan ikhlas.

Saudaraku, begitu banyak corak yang kita gambarkan sebelum kita sampai pada kenikmatan yang hakiki ini. Begitu banyak borok ditubuh kita saat itu, sehingga tak pantas rasanya bibir kita mengucap: Yaa Rabb...... apalagi untuk menengadahkan tangan memohon pertolongan, ampunan, atau sekedar meminta tambahan rejeki untuk memuaskan nafsu duniawi, terlalu kotor rasanya. Kalau saja Allah tak bermurah hati mengulurkan kasih sayang-Nya pada kita sehingga kita dapat membersihkan diri, mungkin bibir kita masih berkomat-kamit berucap: Yaa Robbi......., sementara borok maksiat ditubuh kita semakin bertambah banyak.

Nikmat Islam, Iman, dan Nikmat dipertemukannya kita dalam hidayah sebagai saudara se-Aqidah adalah satu dari jutaan bahkan miliaran karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita. Saudaraku, apabila Allah membukakan bagi kita sebuah pintu kenikmatan maka bukakanlah bagi-Nya pintu ibadah karena ibadah dapat melindungi kekalnya nikmat, sedangkan perbuatan maksiat akan dapat melenyapkan kenikmatan.

Saudaraku, Islam tidak akan memperoleh keuntungan dengan masuknya salah seorang dari kita dan Islam tidak akan dirugikan dengan keluarnya salah seorang dari kita. Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya, bukan kita yang membuatnya tinggi, tetapi kitalah yang seharusnya dapat mencapai ketinggian serta keagunganya denga iman, hijrah dan jihad. Jangan jadikan Islam bagai layang-layang dan kita sebagai pemainnya yang terus menerus mengulur benang sehingga semakin jauh jarak antara kita dengannya. Dan janganlah kita jadikan Islam sebagai mimpi indah, karena Islam bukanlah angan-angan kosong.

Saudaraku, jadikanlah Islam sebagai cermin yang apabila kita melihatnya maka kita melihat diri kita sendiri karena Islam telah menjadi bagian dari kita dan kita adalah bagian dari keagungan Islam.

Saudaraku, karena Islam pulalah kita dipertemukan untuk saling melindungi, saling menyayangi dan saling mengingatkan. Nikmat apalagi yang akan kita dustakan, setela kita merasakan manisnya nikmat persaudaraan ini? Saudaraku, bukankah kita satu raga, yang jika sebagiannya sakit maka sebagian yang lain juga akan merasaka sakit? Bukankah kita satu tubuh, yang seandainya satu tangan kita terluka, maka tangan yang lain akan membantu membalut luka itu dan mengobatinya?

Saudaraku, jika suatu saat kita menemukan ’aib pada diri saudara kita maka tutupilah aib itu dari penglihatan, penciuman dan pendengaran orang lain. Semua itu kita lakukan, tidak lain karena kitapun memiliki kekurangan. Bukankah orang yang menutupi aib saudaranya maka Allah akan menutup aibnya di yaumul akhir kelak?

”Hai Orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”. (QS. Al-Hujurat ayat 12)

Saudaraku, ayat ini turun berkenaan dengan Salman ra yang mempunyai kebiasaan tidur dan mendengkur sehabis makan, lalu hal ini dibicarakan oleh sahabat-sahabat yang lain. Mungkin, bagi kita hal ini hanyalah masalah yang kecil dan sepele. Tetapi Allah menyamakan hal ini dengan memakan daging saudaranya yang telah mati, na’udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari hal yang sedemikian itu dan dari prasangka-prasangka buruk terhadap orang-orang yang beriman.

” Yaa Rabb kami, beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman. Yaa Rabb kami, sesungguhnya Engkau maha penyantun lagi maha penyayang”. (QS. Al-Hasyr ayat 10)

Saudaraku, kadang melihat kekurangan pada diri sendiri jauh lebih sulit dari pada melihat kekurangan pada diri orang lain. Ibaratnya seperti luka dipunggung yang tak terlihat oleh mata tapi sebenarnya luka itu ada dan perlu diobati sebab akan menggerogoti tubuh kita. Seorang saudara yang baik, jika ia melihat luka itu maka ia akan membantu mengobatinya agar tidak bertambah parah dan agar terjaga dari penglihatan orang lain. Sembuh tidaknya luka itu bukanlah tanggung jawab kita, yang terpenting adalah kita telah berusaha mengobatinya dan usaha itu akan mendapat nilai disisi Allah SWT. Tidak ada kata bosan untuk terus menerus memberi obat yang manjur yang dibuat dari ramuan ayat-ayat Allah dan Hadits-hadits Rosul-Nya, serta diberikan dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang. Sudahkah kita memaksimalkan kemampuan kita untuk itu? Ataukah kita tumbang ditengah jalan lantaran usaha yang kita lakukan tidak memperoleh hasil sebagaimana kita harapkan? Suatu saat, jika kita yang terluka, tentunya kitapun menginginkan ada seorang saudara yang membantu mengobati kita dengan cara yang baik pula. Sungguh betapa indahnya persaudaraan ini....!!!!!

Saudaraku, ujung lidah lebih tajam dari pada ujung tombak, karena luka akibat ujung lidah lebih sulit hilang dan disembuhkan dari pada luka akibat ujung tombak. Rosul mengingatkan kita: ”Barang siapa yang menyebut-nyebut seseorang dengan sesuatu yang jelek dengan maksud menghinanya, maka Allah akan memenjarakan ia dalam api neraka jahannam sehingga ia dapat membuktikan apa yang ia katakan”. (H.R. Thabrani). Oleh karena itu, jagalah lidahmu karena ”Setiap muslim dengan muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya dan harga dirinya” (H.R. Muslim). Sungguh betapa mulianya persaudaraan ini....!!!!!

Saudaraku, ombak dilautan begitu dahsyat. Sanggupkah kita menghadapinya jika bahtera kita sendiri rapuh dan berlubang, apalagi jika lubang itu bukan karena hantaman dan deburan ombak, tapi karena hantaman palu-palu kita sendiri. Berat rasanya! Karena itu saudaraku, jadilah nahkoda yang baik jika engkau seorang nahkoda, jadilah kelasi yang baik jika engkau seorang kelasi atau jadilah engkau penumpang yang baik jika engkau seorang penumpang. Insya Allah, bahtera kita akan selamat sampai tujuan. Billahii fii sabilil Haq.

PD PII Kab. Serang

Ali Syahbana
PD PII Kota Cilegon

Sofiullah Solehudin A.
PD PII Kab. Lebak

Suhaemi
PD PII Pandeglang

Azis Faudzul Adzim
PD PII Kota Serang

-------

 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free